Pesona Terakhir Wanita Bermata Sendu

Wanita Bermata Sendu

Setiap yang berawal pasti ada akhir. Setiap yang menarik, dilain waktu  bisa membosankan. Dan berbagai hal yang mengitari menjadi faktor rasa yang dulu menghujam mendalam, sekarang tanpa rasa. Sepertinya, inilah terakhir saya mengaguminya dan mengharapkannya. Walau kabar dari terdekatnya, dia mulai penasaran dengan diri ini.

Pertengahan bulan April 2013, saya melihat dia masih menarik hati dan pikiran. Saya lihat dia dari belakang barisan pria pada suatu mata kuliah Hadis. Dia di depan, saya di belakang satu baris.Terlihat wajahnya seperti "Lohan", persis. Lucu memang. Kelembutan kulit wajahnya seperti kulit bayi. Menggemaskan. Pengen nyubit.

Senyumannya manis banget. Fisiknya semampai dengan saya. Bajunya baru saya lihat dia kenakan. Baju putih bertabur bunga-bunga kuning, orange dan sedikit warna hijau. Kerudungnya merah muda.

Melihat senyumnya manis banget. Banget. Banget. Sungguh manis. Wajah yang biasa terlihat hambar, saat senyum benar-benar manis banget. Wajahnya dari samping terlihat sangat layak menjadi nyai pesantren dan mendidik para santri dan siswa. Bisa membimbing.

Dalam kerudung merah mudanya, terlihat cukup jelas rambutnya yang cukp panjang diikat. Saya hampir  lima kali melihat rambutnya yang cukup nampak. Dan ingin rasanya mengingatkan melalui temannya agar mengingatkan aurat rambutnya yang merayan dapat tertutup lebih baik. Saya suka wanita berambut panjang.

Kharisma ketokohannya terlihat cukup jelas. Dia senyum dengan tertahan saat ada mahasiswa yang bertanya tentang jual-beli sperma. Mungkin ini kekaguman terakhir, logika saya pun mulai terbuka mengenai kekurangannya.