Malas dan Jujur Dalam Menulis
Menulis. Entahlah, sungguh malas akhir-akhir ini menulis. Padahal prinsip seorang penulis adalah menulis. Menulis, menulis, dan menulis. Entah karena padatnya kegiatan, atau karena banyaknya konsep naskah yang ingin ditulis?!
Notebook sudah ada, ditambah modem juga sekarang sudah ada. Namun saat fasilitas semakin lengkap, minat dan semangat menulis justru meredup. Namun sepertinya hati dan pikiran yang sadar tidak sadar selalu mengingat wanta bermata sendu itu yang membuat perhatian menulis saya menurun. Perhatian saya lalu-lalu tercurah padanya.
Namun berjalannya waktu, saya mendapatkan ide. Kenapa saya tidak menulis kisah cinta dengan wanita bermata sendu itu? Dalam perjalanan hati saya, baru pertama kali merasakan cinta pertama. First Love. Terkadang orang-orang terdekat saya memang tidak percaya, bahwa saya baru satu kali jatuh cinta. Dan cinta pertama itu masih terpendam di hati yang tidak berbentuk ini.
Lalu, dulu lum pernah suka wanita? Baru kali ini tertarik wanita? Setidaknya ada dua istilah atau term yang mendeskripsikan mengenai rasa ini, yaitu suka dan cinta. Setelah saya memahami makna masing-masing kata tersebut dan merenunginya, first love saya memang jatuh pada wanita bermata sendu itu.
Lalu apa kelebihan dan hal-hal yang membuat naskah itu dapat diterbitkan dan diterima khalayak ramai? Hemmm.. ini rahasa dong hihi. Tapi lau da masukan dan saran saya sanagat welcome banget. Perkembangan komunikasi melalui teknologi sangat cepat. Budaya copy-paste dan mencuri ide juga sangat cepat.
Jujur dalam Menulis
Penulis baru seperti saya, yang minim jam terbang menulis dan minim pemahaman teori menulis yang baik dan menarik. Tidak sedikit menimbulkan banyak masalah dan kendala dalam menulis. Dan masalah yang muncul saat ini adalah kejujuran dalam menulis.
Tak jarang di dalam pikiran memberikan batasan saat ingin menulis, yaitu sesuatu hal yang dianggap masyarakat tabu atau kesalahan saya sendiri. Saya merasa perlu menulis sesuatu hal itu karena penting dan bermanfaat. Namun saat saya mengungkap kesalahan saya, pikiran lain muncul, khawatir nanti diikuti orang lain atau pembaca....
Tuhkan... malasnya datang lagi... Entar lanjutin deh tuk nulis ini,,, kepikiran dia mulu.. rindu..